KESEJARAHAN ENDE

ebelum Sukarno datang ke Ende masyarakat Lio Ende sudah mempunyai nilai-nilai dalam Pancasila. Nilai-nilai itu sudah berkembang dari leluhur hingga saat ini. Hanya saja namanya bukan Pancasila, tapi nēpe naga yang menjadi falsafah orang Lio.
Dari kampung ke kampung baik tengah, utara, maupun selatan kita akan menemukan perkampungan adat. Ada tiga hal penting, yaitu ulu, one, dan eko. Ulu itu pintu masuk. Di one kita bisa menjumpai bangunan-bangunan khas dan khusus yang terdapat di situ. Yang terakhir itu Eko noa. Ada lima hal penting dalam struktur kampung adat yang dapat dijumpai di Lio, Ende, Ngada, dan Manggarai.
Struktur kampung adat yang dijumpai di Ende:
  1. Tubumusu/musumase: Tugu batu yang berada pada bagian tengah kampung (laka one noa). Tubumusu ini melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Tuhan di sini dipercaya sebagai pencipta langit dan bumi serta penguasa alam semesta. Pada saat acara Nggoa kelu uwi, seluruh wilayah persekutuan tanah adat di wilayah adat memberikan persembahan pertama kali diletakkan di tubumusu itu. Hal ini menyimbolkan sila pertama.
  2. Loda Nda'a: Berupa batu ceper yang ada di bawah tubumusu. Di dalam ritual terdapat hasil-hasil yang biasanya dijadikan persembahan seperti beras, moke, dan ayam. Hal itu diperkuat dengan bahasa adat yaitu parewati moke boti manueko. Di dalam tiap wilayah yang adad di tanah persekutuan adat, tiap yang datang dalam ritual harus memberikan persembahan kepada leluhur. Hal ini menyimbolkan sila kedua.
  3. Kanga: Pelataran pada Lio utara, tengah, selatan bentuknya selalu bulat. Kenapa bulat? Bentuk bulat memiliki kaitan dengan tari gawi. Setiap orang yang datang dalam pelaksanaan seremonial adat bisa menari gawi. Dalam tarian gawi tidak dikenal suku, agama, kaya, dan miskin. Semua orang yang hadir akan mengelilingi tubumusu dan berpegangan tangan. Tarian gawi harus dipentaskan di kanga. Hal ini menyimbolkan sila ketiga.
  4. Keda: Keda tidak punya dinding, hanya punya atap yang sampai di bawah tanah. Hanya ada tungku api di sini. Pada tungku itu para mosalaki membakar daging dan membicarakan kebutuhan masyarakatnya. Namun sekarang banyak para mosalaki yang tidak tahu fungsi dan perannya. Keda menyimbolkan sila keempat.
  5. Sao Tanawatu: Dalam rumah inilah sebenarnya beras, ayam, dibawa ke rumah adat untuk dimasak lalu diberi sajen dan ditaruh kembali di tubumusu. Sisa hasil sesajen pada hari itu kemudian dibagikan merata kepada orang-orang yang hadir. Hal itu menyimbolkan sila kelima.
Sukarno tidak hanya berada di Kota Ende. Sesekali ia pergi ke Nangaba, Ndona, Kelimutu, dan Nggela. Ia berkunjung ke sana untuk mengumpulkan hal-hal seperti lima elemen dalam struktur kampung adat seperti yang diuraikan di atas. Hingga hari ini pun di Ende Lio banyak hal yang masih tetap dilakukan seperti memberikan sesajen. Mungkin bisa jika dikaitkan dengan Pancasila.

Bapak Mosalaki
Potensi atau kondisi yang mengarah pada inspirasi lima butir dapat dilihat dari tuleko (moke boti are wati). Saat itu semua warga di dalam suku berkumpul dan membawa ayam, moke, beras ke rumah adat (turaiwana). Semua persembahan itu ditaruh di tubumusu. Lalu ada sepatah kata dari ketua suku. Kemudian satu per satu yang hadir menyampaikan barang bawaan yang dibawa untuk acara bersama. Jika semua sudah dilakukan maka proses adat segera dimulai.
Masolaki memulai upacara adat. Masolaki menyampaikan pesan dari Tuhan untuk semua yang hadir, alam, dan juga leluhur. Setelah itu dilakukan acara potong ayam lalu masuk ke rumah besar. Setelah semua dimasak saat itu juga makanan diberikan ke Tuhan, leluhur, alam sektiar, dan semua warga yang hadir. Semua warga makan bersama tanpa mengenal struktur sosial. Semisal ada tamu yang baru datang pun langsung diajak makan bersama (rai sulasu).
Loga bote atau sisa makan (tuak, ayam, beras) dibagikan kepada persekutuan dan semua pai walu ana kalo agar ada rasa kebersamaan. Hal itu mencerminkan sila kelima.

ANONYMOUS
Pancasila itu belum pasti ditemukan di Ende. Jika kita kaitkan dengan budaya mungkin iya. Namun, bagaimana gambaran Ende masa lampau? Padahal di dalam Ende sendiri terdapat empat suku besar, yaitu Ende Ngao, Ende Netu, Ende Jao, dan Ende Aku.
Saat ini kita membicarakan Ende atau Ende Lio? Lalu budaya Ende Jao itu seperti apa? Perlu digali lagi mengenai suku Ende secara keseluruhan.

ANONYMOUS
Raja Ende Arubusman berasal dari Sumba. Suku Ende asli berawal dari Tumbarapu. Baru mulai hilang pada 1970an akibat perkembangan kota dan kemajuan zaman.
Rumah adat di Ende mulai hilang pada 1970an. Pada 1950an masih ada rumah adat di Onewitu. Perlu ditelusuri lagi mengenai sejarah Kota Ende. Bagaimana struktur kampung adat di Onewitu dan Onekore?
Dua tempat itu memang luput dari penulisan sejarah.

ANONYMOUS
Kondisi toleransi masih ada atau tidak dalam masyarakat Ende? Jawabannya, masih ada. Contohnya saja pada kegiatan sambut baru. Banyak orang Jawa yang berjualan lantas diundang untuk turut hadir. Bagi pendatang mungkin itu hal baru, namun di sini sudah biasa. Contoh lainnya ialah saat natal dan lebaran. Umat muslim akan "mengawal" perayaan natal begitu juga sebaliknya.

Mahasiswa UNFLOR
Saya membaca buku Ilham dari Flores untuk Nusantara. Pergaulan yang dijalani Sukarno merupakan pergaulan lintas batas. Sukarno melakukan pendekatan kepada biarawan, biarawati, serta suku-suku yang ada. Secara tidak langsung toleransi sudah ada pada masa lampau.

ANONYMOUS
Sukarno selama di Ende bergaul dengan rakyat dari kampung ke kampung. Di Ende ada banyak dengan kehidupan toleransi sangat tinggi. Contohnya saat natal dan idul fitri. Orang Ende itu satu darah. Perbedaan agama dikalahkan oleh hubungan kawin mawin dan kekeluargaan.

Prof. Aron
Orang Ende merasa memiliki hubungan darah satu sama lain karena berasal dari satu leluhur. Rasa takut kepada leluhur ini pula yang menyatukan mereka. Sukarno kemudian datang ke Ende dan bergaul dengan petani (area pedalaman) dan nelayan (area pesisir). Multikulturalismenya bisa dilihat di sana. Jadi kondisi keberagaman dan toleransi yang tinggi sudah ada sejak dulu.

Pak Toni
Saya justru melihat yang disampaikan oleh Pak Piet itu sejarah kebudayaan Ende. Saya mempertegas pernyataan. Sebelum Sukarno ke Ende sudah ada etnis Cina, India, dan Pakistan. Pemberian nama Saraboro, Numba, Brait itu pemberian nama oleh Portugis. Itu nama-nama stasi. Penyebaran agama pertama di Pulau Ende.
Sukarno berkawan dengan golongan muslim seperti M. Salim Banjar, Ibu Mahani, Ibrahim Yusuf. Sementara itu ia juga bergaul dengan kalangan pastor seperti Pater Hendrik dan Antonius Tijson. Sukarno membaca banyak buku.
Topik drama yang berjudul Kelimutu memiliki hubungan dengan orang Lio. Ada juga Rendo. Pemberian nama Rendo itu sebenarnya dari Pulau Ende. Ada putri cantik yang bertunangan dengan Kapten Jebe. Rendo yang cantik diperbutkan oleh imam Portugis dan para biarawan pun jatuh cinta dengan Rendo. Maka Kapten Jebe berusaha mendapatkan Rendo dan mengusir biarawan.
Selama di Ende Sukanro bergaul dengan penjahit, petani, supir. Dia mempunyai kebun. Kehadiran Sukarno membantu masyarakat Ende yang belum maju. Sukarno mendalami Islam di Ende.
Menarik juga mengamati naskah tonil yang Sukarno buat. Sandiwara tonil dibuat bukan hanya imajinasi semata melainkan proses memahami realita. Mengapa pemain sandiwara yang sebagian besar Islam namun pementasan drama dilakukan di tempat milik orang Katolik? Hal ini menandakan bahwa agama itu bukan penyekat.

Prof. Aron
Perlu pendalaman tema-tema tonil. Dari mana Sukarno mendapat pengaruh untuk menulis naskah-naskah tonil?
Mahasiswa
Bagaimana dengan generasi muda terhadap pemahaman nilai budaya Ende dan sejarah Sukarno di Ende?Generasi muda sudah tidak mengurus tentang budaya karena tergerus budaya luar. Kaum muda tidak pernah memahami dirinya sendiri apalagi untuk urusan pelestarian. Saya juga tidak memahami betapa pentingnya budaya itu.

Mahasiswa
Dokumen asli tentang Bung Karno disimpan dimana? Konon katanya kelima butir Pancasila itu ditulis oleh seorang pater dari Eropa dan sekarang dokumennya ada di Eropa.

ANONYMOUS
Sekarang terjadi pergesertan luar biasa. Hanya umur 40an ke atas yang tahu struktur organisasi adat. Generasi muda sudah tidak tahu lagi. Bagaimana pemerintah melihat ini? Ada beberapa institusi yang mengurusi ini tapi bagaimana kinerjanya? Peran pemerintah sebagai fasilitator dipertanyakan.
Peran dan fungsi mosalaki juga dipertanyakan? Contohnya saja kehadiran beras raskin dalam sesaji untuk roh nenek moyang. Bagaimana dengan nilai-nilai yang dijaga sedari dulu?
Ada juga kekhawatiran dengan semakin banyak pemekaran kampung maka akan muncul banyak mosalaki. Hal ini jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi.

Pak Petrus Waki
Pergeseran nilai memang ada dan itu kesalahan kurikulum. PMP sudah tidak diajarkan lagi. Sementara itu mata pelajaran di SD terlalu banyak. Sebenarnya sudah ada Perda tentang kebudayaan yang lahir pada 2000 namun mandul. Pernah ada juga seminar serupa di UNFLOR dengan hasil mengirimkan rekomendasi ke seluruh daratan flores, namun tak ada hasil. Sejarah Kota Ende pun telah disusun namun tidak bisa ditindaklanjuti karena urusan politis.

Mbak Ermin
Untuk memahami budaya memang terdapat pergeseran. Tapi saya mempelajari budaya itu lewat cerita-cerita seperti ini.Sebagai informasi, di Nuabosi masih terdapat ritual.Lalu bagaimana peran pemerintah? Nilai budaya harus diintegrasikan ke dalam pelajaran mulok.

Pak Pascal
Perkembangan media yang begitu pesat menjadikan generasi muda mengonsumsi budaya instan karena tuntutan kondisi. Nilai-nilai nenek moyang menjadi tidak menarik.
Turajaji sudah tidak diketahui generasi muda. Padahal turajaji bisa dijadikan resolusi konflik. Perjanjian tidak terlulis semacam konsesi. Itu kekuatan. Pendidikan sejarah dimulai sejak sekolah dasar.

Pak Lambert
Bentuk nyata toleransi itu sudah sangat jelas di Ende. Agama bukan penghalang. Dalam kaitan dengan budaya di Ende dapat dikatakan sudah hilang. Jao ini siapa? Ada kehilangan tata budaya, rumah adat dimana?Itu yang perlu kita gali lebih dahulu. Lalu pemahaman kita terhadap tanah di Ende ini seperti apa?

Prof. Aron
Ini semua menyangkut keadilan. Cek dulu ahli waris di Onekore. Kalau perlu rumah adat di sana dibangun kembali. Wologai itu juga karena dikasih uang sehingga tatanan di dalamnya hancur. Membangun itu harusnya dari mereka sendiri karena menyangkut harga diri. Membangun rumah adat itu urusan lokal. Pemerintah jangan asal jalan, memberikan uang itu sama saja menghancurkan adat.
Dominasi Lio terhadap Ende perlu dibongkar. Kadang-kadang Lio merasa besar sendiri sementara zaman sudah berubah. Sub kultur apapun memiliki peluang hidup yang sama. Itu yang dinamakan hak asasi.

ANONYMOUS
Mana narasumber dari Ende?
Gali betul struktur yang benar.
Ende harus punya rumah adat. Ende yang dimaksud itu dimana? Ende di Onekore bisa, turunan dari Lio. Katanya ada tubumusu, ada rumah adat jadi bisa ritual adat dihidupkan lagi.
Nilai budaya sedikit luntur. Ada beberapa kampung dengan ritual adat yang kental sekarang sudah tidak berbunyi, seperti Wolotopo dan Nggela.

Prof. Aron
Di Moni misalnya, perlu dilakukan peremajaan mosalaki baru. Mereka harus didampingi agar jadi pemimpin lembaga tradisional. Namun semua itu tidak berjalan.
Ende sebagai wilayah administrasi dengan Ende sebagai wilayah kultur jangan dicampuradukkan. Pemekaran yang dilakukan pun harus sangat hari-hati agar jangan kepentingan kekuasaan semata, namun tidak memikirkan keutuhan masyarakat secara kultural.

ANONYMOUS
Sukarno menemukan ide di ruang Pater Bouman. Sukarno banyak membaca di ruang itu.

Pak Petrus Waki (Pak Wiet)
Ada Pak Niko Pala yang tinggal di Woloare yang bisa bercerita tentang Ende. Mungkin perlu dibuat sketsa atau rekaan sejarah di Ende. Dari sketsa akan diketahui dimana lokasi rumah adat di Ende Kota.

Pertanyaan Akhir
Konon katanya di Raporendu, Nangapanda, Sukarno pernah berdoa dalam tiga agama (Katolik, Islam, dan Hindu), benarkah?(Coba cek kembali ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ende)

تعليقات

  1. Untuk menelusuri sejarah Nua Ende dan rumah adatnya , perlu dilakukan (Uzu nua, ine nua, Eko nua) yaitu : Onekoze (Uzu ) , Onewitu (pemukiman), Ambundai (Eko) pendekatan kpd tokoh masyarakat (ata Ngga'e yg ada di 3 kampung

    ردحذف

إرسال تعليق