LIO MENURUT VERSI MBULI ( bagian satu )

Pada tahun sekian memang banyak orang2 India keluar kedaerah lain
Jaman dahulu pulau pulau dibelahan bumi ini banyak yang belum dihuni sehingga waktu banyak orang
Eropa menemukannya , seperti halnya America Serikat yang ditemukan oleh …… Thn ……...
dan masih banyak lagi. Begitub pula Flores kususnya Flores tengah tanah Lio ( ata Lio ) yang konon
katanya datang dari Asia belakang ( Hindia belakang ).Memang hal ini tidak dapat dibuktikan secara ilmia
namun apa yang kami ketahui seperti pakaian nenek jaman itu, dan semua orang Lio tahu apa yang disebut  
 S e w i
yaitu cara mengenakan kain yang disebut ragi untuk yang laki laki , dilipat dari depan lewat
selangkang ,jepit di pinggang belakang. Bagi yang wanita tidak pakai baju dilipat diatas bahu lalu pakai
peniti, tidak pakai baju. Motif sarung Lio , dan lain2
Dan yang paling utama yang bisa dipegang oleh orang Lio adalah istilah MATA SA PI WELU SA PI, artinya
apakah dia kepala suku atau bukan dia akan memesan kepada anak keturunannya tentang hal2 penting
 mengenai : 1. garis keturunannya
                  2. Adat Istiadat ( Nggua Pu Nama Bapu )
                  3. Kema one ( One hobu bewa )
                  4. Tura Jaji
                  5. Perkawinan  dan lain2
  6. Peperangan ( wika )
Semua ini tidak pernah ditulis oleh nenek moyang orang Lio, hanya dengan pesan lisan kepada anak
keturunannya atau yang disebut tadi MATA SA - PI , WELU SA - PI ,dari genersi ke generasi cerita ini akan 
terus berlanjut . Tentu jaman itu nenek moyang orang Lio masih buta huruf ( jaman batu ) .
Sehingga bagi orang Lio merupakan kebanggaan dan pintar karena bisa menerima pesan lisan itu dan mentransfer
pesan kepada orang lain .Ini sangat penting bagi orang Lio kususnya seseorang yang disebut MOSALAKI .
Suku Lio bisa disebut primitif karena kita tidak punya tulisan sendiri dan diperkirakan tiba dipantai Mbuli sekitar
tahun 1170 , jika umur rata-rata sekitar 60 tahun, dan telah ada 19 keturunan sampai sat ini, dan usia saat menikah kira-kira 30 tahun,
maka bisa  diperkirakan mereka telah datang sekitar 19 X 30 =  570 tahun yang lalu, sekitar tahun 1430.
Lio sendiri tidak sampai ke pantai Mbuli,hanya anak2 nya yang konon datang dari Gujarat,melewati selat Malaka
pantai barat Malaysia sehingga ada juga orang Lio menyebutnya Lio Laka, adalah salah satu petunjuk bagi kita agar
mengetahui bagaimana mereka melewati pantai2 sebelum tiba di pantai Mbuli. Mereka datang dengan sebuah
perahu besar yang disebut ( Fii JO ) .  
Mamo nggoro noo Fii Jo Wau Noo Mau Au, wau lau Watu Sobo pantai selatan tanah Mbuli .
Siapa 2 keturunannya Lio yang tiba di pantai Mbuli :
Mbuli , Rongge, Ranggo dan 3 wanita lainnya : Mbu, Ngeno dan Ja A. serta banyak orang lainnya .
Dari pantai Mbuli mereka beristirahat beberapa waktu dan meneruskan perjalanan ke arah utara dan ini jalan2
yang dilalui yang konon sampai sekarang masih ada tempatnya walau banyak juga orang tidak tahu kecuali
kepala suku daerah itu : Dari Watu Sobo ( Istirahat )ke  Nira Ipu ( Istirahat ), Watugili,  Leta leka Jaja Sanga , Ledalobu, Watu Wona,
sekarang disebut nua Demu ( istirahat ), gole ae Tana, deki ghele detu ( Kapena ) mereka melakukan upacara adat sekarang kita teruskan
dengan Kapena setiap tahun dan akirnya nuka Wolokoli atau wolo Nggere wire terus dhana wolokapoka .
Mereka membuat kampung sementara juga Heda supaya bisa istirahat dan menyelidiki apakah ada orang lain selain mereka
yang datang, itulah maksud mengapa harus naik ke bukit sehingga bisa melihat ada asap api ditempat lain atau
apakah mereka itu menjadi musuh disekitar itu . Untuk menghindari serangan musuh maka dicarilah tempat yang strategis untuk berlindung
dari serangan baik itu dari musuh atau binatang buas . Mereka terus tingal disitu sambil sekali2 pergi kelaut mengambil air laut unuk
menjadikan garam masak, lalu kembali ke bukit yang disebut wolokapoka . Setelah sekian lama tinggal maka beberapa keturunan
Mbuli turun dari wolokoli ke sekarang Ranggase dan terus mencari tempat masing2 sesuai tuka noo dua2 sampai pantai Mbuli mereka itu adalah
Mbiru , Ra'e ,Rea ,Misu dan Lera bersama keturunanya masing2 .  Sedangkan Mali dan keturunannya pindah ke Kukubusu lalu ke wolo Nggerewire
Disana mereka sakit2an dan keturunan tidak bertambah maka pindah ke kampung sekarang Ratembu'e dan sekitarnya .
Mereka tinggal di wilayah selatan sampai pantai Mbuli sedangkan Rongge, ke nua Doi,terus ke Moni Koanara, dengan maksud naik         
gunung agar bisa melihat keadaan sekitarnya . Anak keturunannya diperkirakan sekitar Lio tengah ke utara.
Sedangkan Ranggo setelah melihat dari gunung dia ke wilayah bagian yang tinggi  yaitu, Keli Ndota ternyata sudah banyak orang 
api nu ( asap api dimana mana di wilayah Ndona, Wolotolo dll. Rongge menuju ke tempat kosong yaitu kira kebagian barat Mbuli
anak keturunannya sekitar itu ( perlu penilitian )
Pada jaman babo Demu, mereka selalu pergi kepantai untuk memasak garam dari air laut sehingga cukup lama mereka selalu tinggal dan
membuat bedeng atau Mbei mbaa atau kuwu loo untuk bisa bermalam disana sambil tunggu hasil masak garam, tapi ada juga keluarga2
yang mulai tinggal disitu dan itulah Nua Demu sekarang dan masih banyak keluarga2 lain tersebar disitu tentu adalah anak keturunan Mbuli .
Babo Demu yang mulai memahami situasi menamakan nua sementara adalah nua Demu, dan pada akirnya diangkatlah dua orang menjadi
penjaga pantai yang kelak dinamakan pantai Mbuli sampai sekarang , dan Demu sendiri sering turun untuk mandi disitu bersama keluarganya.
Keturunan Mbuli :
1. Mali Mbuli anak tertua di Ratembue, anak keturunannya tersebar sekitar Mbuli Worogheta ( lihat dibawah keturunan Mali Mbuli )
    Sebelum pindah ke Ratembue mereka tinggal di Wolo Nggere Wire sekarang wolo Kapoka bersama seluruh anaknya . Jadi wolo Nggere wire adalah
    kampung pertama Mali atau Nua Puu , dan mereka melakukan pesta adat disitu setiap tahun seperti Kapoka, Rue Lime dll, dan itulah tempat bersejarah
    keluarga Mali Mbuli, namun karena selalu sakit dan keturunan tidak bertambah banyak maka mereka pindah ke tempat baru sekarang Ratembu'e.
    Setelah di Ratembu'e Babo Mali melakukan upacara adat Teka Mude Mbangga dengan kata kata doa adata sebagai berikut :
    Nge Sai Kita Bhondo Bhondo Ngere Mbangga Mboko, Beka Sai Kapa Kapa Ngere Mboko Mbangga sambil menghambur biji jeruk purut ke dalam dan
    semua arah da ghele , da lau , da mena, da ghale . Mereka hidup rukun dan bertambah banyak disitu dan selalu melakukan upacara adat disitu seperti
    biasa dan sambil juga melakukan upacara adat Kapoka di Ratembu'e dan di wolo Nggere Wire setiap tahun sampai sekarang. Sebelum mereka yang
    membawa sesajen atau Kuwi Roe ke wolo Nggere Wire atau wolo Kapoka datang maka di Ratembu'e juga buat persiapan yang lain seperti mmemasak
    ayam dll

تعليقات